GEREJA PROTESTAN YANG TERKENAL DENGAN PELAYANAN SOSIAL
Bala
Keselamatan, (Dalam Bahasa Inggris : Salvation Army. Bahasa Belanda : Leger
des Heils) adalah salah satu denominasi di kalangan Gereja Protestan
yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. Mereka melaksanakan berbagai program
seperti dapur umum untuk kaum miskin, rumah tumpangan, panti asuhan, rumah
sakit, proyek-proyek pembangunan masyarakat, dll. Sehari-hari mereka mengenakan
pakaian seragam dengan pangkat-pangkat kemiliteran, dari prajurit sampai jenderal.
TEOLOGI BALA KESELAMATAN
Teologi
Bala Keselamatan didasarkan pada dua pokok pemikiran :
- Bahwa pertobatan adalah sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang Kristen. Orang harus percaya bahwa ia dilahirkan dalam kuasa dosa warisan dan kelepasan hanya bisa diperoleh dengan menerima anugerah Kristus pada salib;
- Setelah pertobatan orang cenderung tetap berdosa, tetapi Allah menawarkan kesempurnaan di dalam anugerah-Nya. Melalui anugerah itu, kasih Allah bagi manusia dan kasih manusia terhadap Allah membersihkan sisa-sisa keakuan dan kesombongannya.
Teologi revivalis (kebangunan rohani) yang
berkembang di Amerika Serikat juga sangat mempengaruhi
William Booth dan Catherine. Itulah sebabnya, sejak awal mereka telah
merencanakan untuk mengembangkan sayap organisasi mereka ke Amerika Serikat.
Mereka yakin bahwa cara khotbah mereka akan lebih diterima di sana daripada di Inggris,
di mana orang cenderung menolak bentuk-bentuk Kekristenan yang berbeda.
Bala Keselamatan berusaha menciptakan suasana
Kristen yang tidak terlalu "menggereja" karena mereka merasa bahwa
suasana seperti itu tidak akan membuat orang-orang yang tidak terbiasa ke gereja betah.
Gereja adalah untuk orang-orang kelas menengah yang formal dan sok, sementara
misi Bala Keselamatan ditujukan kepada kaum buruh dengan masalah-masalah mereka
yang riil sehari-hari.
Semangat untuk tidak "menggereja"
ini telah menyebabkan Bala Keselamatan tidak mempraktikkan sakramen,
yakni baptisan
dan perjamuan kudus. Bagi mereka, baptisan cukup
dilambangkan dengan janji yang sungguh-sungguh dihadapan Tuhan. Sementara
perjamuan kudus tidak diselenggarakan karena kekuatiran bahwa hal itu akan
menimbulkan keinginan untuk minum-minum di antara mereka yang telah
meninggalkan alkohol.
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada teologi para Reformator dengan modifikasi di
sana-sini. Booth, misalnya, menyatakan “Kami percaya akan keselamatan yang
dipahami dalam gaya lama (old-fashioned salvation). Pemahaman kami tentang
keselamatan sama dengan apa yang diajarkan di dalam Alkitab dan
diberitakan oleh Luther, Wesley, dan Whitfield."
Salah seorang tokoh Bala Keselamatan, yang
bernama Taiz, mengajarkan tentang teologi kesucian seperti yang
dikembangkan oleh Wesley. Taiz menyatakan bahwa Booth percaya Allah dapat
membebaskan semua orang dari berbagai pengaruh dosa dan bentuk yang negatif.
Jadi, pada akhir abad ke-19, Bala Keselamatan menekankan “pengalaman pengudusan
pribadi yang mendalam, yang diisi oleh kuasa roh dan pengabdian kepada
pelayanan Kristen ... Roh Kudus akan dicurahkan dan Injil disebarkan di
seluruh dunia. Kristus akan kembali pada abad milenium ini dan akan mengakhiri
sejarah.”
Teologi Whitfield yang diterima oleh Bala
Keselamatan adalah ajaran predestinasi Calvin.
Menurut ajaran ini, Allah itu Maha kuasa dan karenanya Ia pasti telah
menetapkan sejak kekekalan, bahwa sebagian orang; yakni mereka yang terpilih, akan
diselamatkan, sementara yang lainnya, yang tidak terpilih, akan dihukum. Oleh
karena itu, Kristus mati untuk orang-orang pilihan saja, dan bukan untuk semua
orang, sehingga anugerah Allah tidak bisa ditolak, dan orang percaya, sekali ia
bertobat, tidak akan pernah jatuh dari anugerah Allah. Pemikiran ini sangat
bertentangan dengan ajaran John Wesley yang
menekankan kehendak bebas, sehingga konon pada abad ke-18
John Wesley pernah berkata kepada Whitfield, “Allahmu adalah iblisku.”
Di luar prinsip-prinsip teologi yang abstrak,
pribadi Catherine yang sabar, murah hati, peka dan organisator yang efisien
dalam mengatur uang dan orang lain menjadi unsur yang penting dalam organisasi
Bala Keselamatan.
Dengan
menggabungkan latar belakang Metodis William Booth dengan ajaran Calvin, maka
para tokoh Bala Keselamatan merumuskan 11 butir doktrin, sebagai berikut :
- Kami percaya bahwa Kitab Suci, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru diberikan oleh ilham Allah dan bahwa hanya kedua kitab itu sajalah yang menjadi dasar aturan Ilahi bagi iman dan praktek kristiani.
- Kami percaya bahwa hanya ada satu Allah yang sempurna dan tidak terbatas di dalam kesempurnaannya, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemerintah dari segala sesuatu, dan hanya Dialah satu-satunya yang layak disembah.
- Kami percaya bahwa Allah dikenal dalam tiga pribadi – Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang hakikatnya tidak terpisah-pisahkan dan setara di dalam kuasa dan kemuliaan-Nya.
- Kami percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, hakikat ilahi dan manusiawi dipersatukan, sehingga Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.
- Kami percaya bahwa leluhur kita yang pertama diciptakan dalam keadaan tanpa dosa, tetapi karena ketidaktaatannya mereka kehilangan kemurnian dan kebahagiaan mereka, dan sebagai akibat dari kejatuhan mereka, semua orang telah menjadi berdosa, sama sekali kehilangan kemuliaannya, dan karenanya sama-sama terkena murka Allah.
- Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, melalui kematian-Nya telah melakukan penebusan bagi seluruh dunia sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan.
- Kami percaya bahwa pertobatan kepada Allah, iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus, dan kelahiran kembali melalui Roh Kudus, adalah perlu bagi keselamatan.
- Kami percaya bahwa kita dibenarkan oleh anugerah melalui iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus dan bahwa ia yang percaya kepadanya mempunyai saksi di dalam Diri-Nya.
- Kami percaya bahwa kelanjutan keadaan keselamatan tergantung kepada iman yang terus-menerus taat kepada Kristus.
- Kami percaya bahwa adalah hak semua orang percaya untuk sepenuhnya dikuduskan dan bahwa seluruh roh, jiwa, dan tubuh mereka dapat dipertahankan tidak bercacat hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.
- Kami percaya akan keabadian jiwa, kebangkitan tubuh, penghakiman umum pada akhir zaman, kebahagiaan kekal dari orang-orang yang benar, dan penghukuman kekal dari orang-orang yang jahat.
PIMPINAN BALA KESELAMATAN SE-DUNIA
Pimpinan
tertinggi Bala Keselamatan se-dunia berpangkat jenderal dan berkedudukan di
London, Inggris. Kedudukan ini sekarang dijabat oleh Jenderal André Cox, seorang
berkebangsaan Inggris.
BALA KESELAMATAN DI
INDONESIA
Salvation Army Pelayanan Bala Keselamatan di
Indonesia telah berlangsung sejak datangnya dua orang rohaniwan berkebangsaan
Belanda pada tanggal 20 November 1894. Mereka tiba di Batavia dan
kemudian mulai melayani di Purworejo, Jawa Tengah.
Kini pelayanan mereka mencakup lebih kurang 15 provinsi di seluruh Indonesia.
Sejumlah program yang dilakukan oleh Bala
Keselamatan di Indonesia adalah RSU "William Booth" di Surabaya, RSU
"William Booth" di Semarang, RS Ibu dan Anak "Catherine
Booth" di Makassar, sejumlah sekolah di Jakarta, Bandung, Jombang, Kulawi
(Sulawesi Tengah), Semarang, Kec. Long Iram, Kalimantan Timur, dll.
Pimpinan
Bala Keselamatan di Indonesia di sebut Komandan Teritorial yang saat
ini dipegang oleh Komisioner Basuki Kartodasono dan berkedudukan di Bandung.
PELAYANAN BALA KESELAMATAN
DI INDONESIA
Bala Keselamatan memulai pelayanannya di
Indonesia (Jawa) pada tahun 1894. Kemudian berkembang ke Ambon, Bali,
Kalimantan Timur, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara Timur, Aceh dan Papua.
Kantor
Pusat Teritorial berlokasi di Bandung.
Pelayanan
meliputi :
- Korps (Gereja)
- Pelayanan sosial
- Sekolah – TK, SD, SMP, SMU, SMK, STT [Sekolah Tinggi Teologia]
- Rumah Sakit
- Klinik
- Akademi Keperawatan
Statistik
anggota gereja adalah sebagai berikut:
- Prajurit dewasa : 28,159
- Prajurit muda : 6,605
- Pengikut : 14,649
Injil disebarkan di wilayah Indonesia dalam
berbagai macam dialek seperti Batak, Daa, Dayak, Jawa, Ledo, Makassar, Moma,
Nias, Tado dan Uma.
BENTUK PELAYANAN BALA
KESELAMATAN
Pelayanan
Bala Keselamatan di Indonesia meliputi pelayanan gerejani, sosial, pendidikan,
kesehatan, perlindungan anak dan anti perdagangan manusia (anti trafficking)
Gereja
Istilah
yang dipakai dalam Bala Keselamatan untuk gereja adalah Korps atau Pos Luar,
yang didalamnya terdapat kumpulan orang-orang percaya yang beribadah menyembah
Tuhan dan melakukan imannya dengan melayani sesamanya tanpa pamrih dan
diskriminasi.
Pelayanan Sosial
Pelayanan
sosial Bala Keselamatan meliputi panti sosial asuhan anak-anak, panti sosial
tuna werda usia, perumahan ibu dan anak (pelayanan untuk ibu hamil tanpa suami
dan anak yang dilahirkannya), pengembangan masyarakat, gawat darurat bencana,
program HIV/Aids dan aksi-aksi peduli sesama lainnya.
Pendidikan
Pelayanan
pendidikan meliputi sekolah-sekolah formal TK, SD, SMP, SMU, SMK, perguruan
tinggi (Akper, STIKES dan STT), pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM untuk
paket B dan C) dan pemberantasan buta huruf.
Kesehatan
Pelayanan
kesehatan untuk masyarakat dilakukan melalui rumah-rumah sakit dan
klinik-klinik kesehatan, di kota-kota dan desa-desa, di beberapa propinsi dan
kabupaten (Bandung, Semarang, Surabaya, Turen-Malang, Makassar, Palu,
Sigi-Sulteng, Ambon, Long Iram-Kaltim, Minahasa-Sulut)
Perlindungan anak dan anti
perdagangan orang (anti trafficking)
Besarnya jumlah anak di Indonesia yang rentan
bahaya dan maraknya perdagangan anak-anak dan orang-orang dewasa mendorong Bala
Keselamatan untuk aktif melakukan pelayanan ini dan bekerjasama dengan
pemerintah, gereja-gereja dan LSM-LSM.
No comments:
Post a Comment