Monday 12 January 2015

BALA KESELAMATAN

GEREJA PROTESTAN YANG TERKENAL DENGAN PELAYANAN SOSIAL


Bala Keselamatan, (Dalam Bahasa Inggris : Salvation Army. Bahasa Belanda : Leger des Heils) adalah salah satu denominasi di kalangan Gereja Protestan yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. Mereka melaksanakan berbagai program seperti dapur umum untuk kaum miskin, rumah tumpangan, panti asuhan, rumah sakit, proyek-proyek pembangunan masyarakat, dll. Sehari-hari mereka mengenakan pakaian seragam dengan pangkat-pangkat kemiliteran, dari prajurit sampai jenderal.

TEOLOGI BALA KESELAMATAN

Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada dua pokok pemikiran :
  1. Bahwa pertobatan adalah sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang Kristen. Orang harus percaya bahwa ia dilahirkan dalam kuasa dosa warisan dan kelepasan hanya bisa diperoleh dengan menerima anugerah Kristus pada salib;
  2. Setelah pertobatan orang cenderung tetap berdosa, tetapi Allah menawarkan kesempurnaan di dalam anugerah-Nya. Melalui anugerah itu, kasih Allah bagi manusia dan kasih manusia terhadap Allah membersihkan sisa-sisa keakuan dan kesombongannya.


Teologi revivalis (kebangunan rohani) yang berkembang di Amerika Serikat juga sangat mempengaruhi William Booth dan Catherine. Itulah sebabnya, sejak awal mereka telah merencanakan untuk mengembangkan sayap organisasi mereka ke Amerika Serikat. Mereka yakin bahwa cara khotbah mereka akan lebih diterima di sana daripada di Inggris, di mana orang cenderung menolak bentuk-bentuk Kekristenan yang berbeda.
Bala Keselamatan berusaha menciptakan suasana Kristen yang tidak terlalu "menggereja" karena mereka merasa bahwa suasana seperti itu tidak akan membuat orang-orang yang tidak terbiasa ke gereja betah. Gereja adalah untuk orang-orang kelas menengah yang formal dan sok, sementara misi Bala Keselamatan ditujukan kepada kaum buruh dengan masalah-masalah mereka yang riil sehari-hari.
Semangat untuk tidak "menggereja" ini telah menyebabkan Bala Keselamatan tidak mempraktikkan sakramen, yakni baptisan dan perjamuan kudus. Bagi mereka, baptisan cukup dilambangkan dengan janji yang sungguh-sungguh dihadapan Tuhan. Sementara perjamuan kudus tidak diselenggarakan karena kekuatiran bahwa hal itu akan menimbulkan keinginan untuk minum-minum di antara mereka yang telah meninggalkan alkohol.
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada teologi para Reformator dengan modifikasi di sana-sini. Booth, misalnya, menyatakan “Kami percaya akan keselamatan yang dipahami dalam gaya lama (old-fashioned salvation). Pemahaman kami tentang keselamatan sama dengan apa yang diajarkan di dalam Alkitab dan diberitakan oleh Luther, Wesley, dan Whitfield."
Salah seorang tokoh Bala Keselamatan, yang bernama Taiz, mengajarkan tentang teologi kesucian seperti yang dikembangkan oleh Wesley. Taiz menyatakan bahwa Booth percaya Allah dapat membebaskan semua orang dari berbagai pengaruh dosa dan bentuk yang negatif. Jadi, pada akhir abad ke-19, Bala Keselamatan menekankan “pengalaman pengudusan pribadi yang mendalam, yang diisi oleh kuasa roh dan pengabdian kepada pelayanan Kristen ... Roh Kudus akan dicurahkan dan Injil disebarkan di seluruh dunia. Kristus akan kembali pada abad milenium ini dan akan mengakhiri sejarah.”
Teologi Whitfield yang diterima oleh Bala Keselamatan adalah ajaran predestinasi Calvin. Menurut ajaran ini, Allah itu Maha kuasa dan karenanya Ia pasti telah menetapkan sejak kekekalan, bahwa sebagian orang; yakni mereka yang terpilih, akan diselamatkan, sementara yang lainnya, yang tidak terpilih, akan dihukum. Oleh karena itu, Kristus mati untuk orang-orang pilihan saja, dan bukan untuk semua orang, sehingga anugerah Allah tidak bisa ditolak, dan orang percaya, sekali ia bertobat, tidak akan pernah jatuh dari anugerah Allah. Pemikiran ini sangat bertentangan dengan ajaran John Wesley yang menekankan kehendak bebas, sehingga konon pada abad ke-18 John Wesley pernah berkata kepada Whitfield, “Allahmu adalah iblisku.”
Di luar prinsip-prinsip teologi yang abstrak, pribadi Catherine yang sabar, murah hati, peka dan organisator yang efisien dalam mengatur uang dan orang lain menjadi unsur yang penting dalam organisasi Bala Keselamatan.

Dengan menggabungkan latar belakang Metodis William Booth dengan ajaran Calvin, maka para tokoh Bala Keselamatan merumuskan 11 butir doktrin, sebagai berikut :
  1. Kami percaya bahwa Kitab Suci, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru diberikan oleh ilham Allah dan bahwa hanya kedua kitab itu sajalah yang menjadi dasar aturan Ilahi bagi iman dan praktek kristiani.
  2. Kami percaya bahwa hanya ada satu Allah yang sempurna dan tidak terbatas di dalam kesempurnaannya, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemerintah dari segala sesuatu, dan hanya Dialah satu-satunya yang layak disembah.
  3. Kami percaya bahwa Allah dikenal dalam tiga pribadi – Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang hakikatnya tidak terpisah-pisahkan dan setara di dalam kuasa dan kemuliaan-Nya.
  4. Kami percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, hakikat ilahi dan manusiawi dipersatukan, sehingga Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.
  5. Kami percaya bahwa leluhur kita yang pertama diciptakan dalam keadaan tanpa dosa, tetapi karena ketidaktaatannya mereka kehilangan kemurnian dan kebahagiaan mereka, dan sebagai akibat dari kejatuhan mereka, semua orang telah menjadi berdosa, sama sekali kehilangan kemuliaannya, dan karenanya sama-sama terkena murka Allah.
  6. Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, melalui kematian-Nya telah melakukan penebusan bagi seluruh dunia sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan.
  7. Kami percaya bahwa pertobatan kepada Allah, iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus, dan kelahiran kembali melalui Roh Kudus, adalah perlu bagi keselamatan.
  8. Kami percaya bahwa kita dibenarkan oleh anugerah melalui iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus dan bahwa ia yang percaya kepadanya mempunyai saksi di dalam Diri-Nya.
  9. Kami percaya bahwa kelanjutan keadaan keselamatan tergantung kepada iman yang terus-menerus taat kepada Kristus.
  10. Kami percaya bahwa adalah hak semua orang percaya untuk sepenuhnya dikuduskan dan bahwa seluruh roh, jiwa, dan tubuh mereka dapat dipertahankan tidak bercacat hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.
  11. Kami percaya akan keabadian jiwa, kebangkitan tubuh, penghakiman umum pada akhir zaman, kebahagiaan kekal dari orang-orang yang benar, dan penghukuman kekal dari orang-orang yang jahat.


PIMPINAN BALA KESELAMATAN SE-DUNIA

Pimpinan tertinggi Bala Keselamatan se-dunia berpangkat jenderal dan berkedudukan di London, Inggris. Kedudukan ini sekarang dijabat oleh Jenderal AndrĂ© Cox, seorang berkebangsaan Inggris.

BALA KESELAMATAN DI INDONESIA

Salvation Army Pelayanan Bala Keselamatan di Indonesia telah berlangsung sejak datangnya dua orang rohaniwan berkebangsaan Belanda pada tanggal 20 November 1894. Mereka tiba di Batavia dan kemudian mulai melayani di Purworejo, Jawa Tengah. Kini pelayanan mereka mencakup lebih kurang 15 provinsi di seluruh Indonesia.
Sejumlah program yang dilakukan oleh Bala Keselamatan di Indonesia adalah RSU "William Booth" di Surabaya, RSU "William Booth" di Semarang, RS Ibu dan Anak "Catherine Booth" di Makassar, sejumlah sekolah di Jakarta, Bandung, Jombang, Kulawi (Sulawesi Tengah), Semarang, Kec. Long Iram, Kalimantan Timur, dll.

Pimpinan Bala Keselamatan di Indonesia di sebut Komandan Teritorial yang saat ini dipegang oleh Komisioner Basuki Kartodasono dan berkedudukan di Bandung.

PELAYANAN BALA KESELAMATAN DI INDONESIA

Bala Keselamatan memulai pelayanannya di Indonesia (Jawa) pada tahun 1894. Kemudian berkembang ke Ambon, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara Timur, Aceh dan Papua.

Kantor Pusat Teritorial berlokasi di Bandung.

Pelayanan meliputi :
  1. Korps (Gereja)
  2. Pelayanan sosial
  3. Sekolah – TK, SD, SMP, SMU, SMK, STT [Sekolah Tinggi Teologia]
  4. Rumah Sakit
  5. Klinik
  6. Akademi Keperawatan


Statistik anggota gereja adalah sebagai berikut:
  • Prajurit dewasa : 28,159
  • Prajurit muda : 6,605
  • Pengikut : 14,649


Injil disebarkan di wilayah Indonesia dalam berbagai macam dialek seperti Batak, Daa, Dayak, Jawa, Ledo, Makassar, Moma, Nias, Tado dan Uma.


BENTUK PELAYANAN BALA KESELAMATAN

Pelayanan Bala Keselamatan di Indonesia meliputi pelayanan gerejani, sosial, pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan anti perdagangan manusia (anti trafficking)

Gereja

Istilah yang dipakai dalam Bala Keselamatan untuk gereja adalah Korps atau Pos Luar, yang didalamnya terdapat kumpulan orang-orang percaya yang beribadah menyembah Tuhan dan melakukan imannya dengan melayani sesamanya tanpa pamrih dan diskriminasi.

Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial Bala Keselamatan meliputi panti sosial asuhan anak-anak, panti sosial tuna werda usia, perumahan ibu dan anak (pelayanan untuk ibu hamil tanpa suami dan anak yang dilahirkannya), pengembangan masyarakat, gawat darurat bencana, program HIV/Aids dan aksi-aksi peduli sesama lainnya.

Pendidikan

Pelayanan pendidikan meliputi sekolah-sekolah formal TK, SD, SMP, SMU, SMK, perguruan tinggi (Akper, STIKES dan STT), pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM untuk paket B dan C) dan pemberantasan buta huruf.

Kesehatan

Pelayanan kesehatan untuk masyarakat dilakukan melalui rumah-rumah sakit dan klinik-klinik kesehatan, di kota-kota dan desa-desa, di beberapa propinsi dan kabupaten (Bandung, Semarang, Surabaya, Turen-Malang, Makassar, Palu, Sigi-Sulteng, Ambon, Long Iram-Kaltim, Minahasa-Sulut)   

Perlindungan anak dan anti perdagangan orang (anti trafficking)

Besarnya jumlah anak di Indonesia yang rentan bahaya dan maraknya perdagangan anak-anak dan orang-orang dewasa mendorong Bala Keselamatan untuk aktif melakukan pelayanan ini dan bekerjasama dengan pemerintah, gereja-gereja dan LSM-LSM.

No comments:

Post a Comment